(note : sebelum membaca, di recomendasikan donlod dulu lagu yang udah
ngispirasi Ai buat ni FF :)
. Last Fantasy - IU
. Secret - IU
. I Believe In Love - IU feat Yoo
Seung Hoo
. Its First Love - IU
. As a Woman - IU
. Rain Drop - IU
. Every End Of The Day - IU
. Dll
Cast :
* Lee Ji Eun as
Ji eun
* Yoo Seung Hoo
Story :
Dag dig dug.
Jantung Seung Hoo berdetak dengan cepat. Ia baru saja
melihat seorang gadis yang sangat cantik, yang berjalan tepat di depannya, yang
senyumnya begitu membuat hatinya menjadi damai.
"siapa
gadis itu? Tanyanya penasaran
Mata Seung Hoo tak berhenti menatap gadis yang sedang
berjalan di trotoar dekat Coffe House milik pamannya. Begitu gadis tersebut menghilang di tikungan, Seung Hoo berlari
keluar untuk melihat gadis itu, namun gadis sudah menghilang entah kemana.
Sejenak berfikir
"perasaan
apa ini? aku baru pertama kali merasakannya. Detak jantungku semakin lama
semakin cepat. Cemas. Takut. Rasa apa ini? Gadis itu. Apa ini karena gadis itu?
Hatiku berdebar-debar dan ku rasa aku telah jatuh cinta." ucap Seung Hoo
***
"halo, Ji
Eun? apa besok kau ada waktu? Tanya Amma Ji Eun
" Amma? Ye,
aku tak ada acara lain besok. Wae? Tanya Ji Eun
"Bagaimana
kalau besok kita makan siang? Hmmm, dengan appamu juga"ucap amma Ji Eun
ragu
"Chinja? ne
amma, aku bisa. Dimana?"tanya Ji Eun semangat
"di tempat
biasa. Ok? Oke, sudah dulu ya, amma ada urusan"ucapnya cepat lalu
mematikan telpon.
" amma.
amma??"panggil Ji Eun. "aiss, amma. Akukan ingin bicara lebih lama
denganmu"ucap Ji Eun sedih
Orang tua Ji Eun sudah 1 tahun bercerai, sampai saat
ini Ji Eun masih belum tau apa penyebab sebenarnya. Awalnya Ji Eun sangat
shock, tapi dengan berjalannya waktu, Ji Eun dapat menerima kenyataan yang
menimpa dirinya.
Setahun ini, Ji Eun tinggal sendiri di rumah sewa
hasil kerja paruh waktu yang ia lakukan. Meski hanya cukup untuk makan dan uang
sewa, Ji Eun tidak merasa kekurangan. Ia tetap merasa bersyukur telah di beri
semangat untuk hidup setelah ditimpa masalah kedua orang tuanya itu.
***
(Lagu Last
Fantasy mengalun)
Hujan kembali turun. Kesekian kalinya di bulan ini.
Dengan posisi meja belajar yang tepat didepan kamar, Ji Eun memandangin rintik
rintik hujan pagi itu. Fikirannya akan menjadi tenang saat melihat hujan turun,
Karena itu Ji Eun sangat menyukai hujan.
Ji Eun berfikir sejenak, apa yang hendak ia lakukan
menjelang pukul 11, PR sudah selesai, rumah sudah bersih, apa lagi yang akan ia
lakukan? Pikirnya. Dalam sekejap muncullah ide. Diambilnya gitar kesayangan
miliknya, lalu iapun memainkan beberapa lagu yang ia suka yaitu LIES - SNSD. Selain ahli dalam bermain gitar, Ji Eun juga memiliki suara yang
sangat merdu.
Pukul 10.35
"aiss,
hujan belum juga berhenti"ucap Ji Eun
Ji Eun memang suka Hujan. Tapi dalam keadaan seperti
ini bagaimana bisa ia pergi keluar. Namun, karena sudah janji dengan kedua
orang tuanya untuk makan siang hari ini, Ji Eun memaksakan dirinya untuk keluar
rumah. Ji Eun melangkah dengan hati-hati agar bajunya tidak basah oleh hujan.
Sambil bernyanyi kecil ia menyusuri jalan yang saat itu tampak sepi.
Sejenak ia berfikir,
"Kenapa
orang tuanya mengajak makan siang? Apa mereka akan kembali bersatu? fikir Ji
Eun lalu tersenyum riang.
Sesampainya di cafe langganan keluarganya itu, Ji Eun
sudah melihat ke dua orang tunya duduk saling berbincang-bincang. Ji Eun pun
semakin bersemangat masuk ke dalam cafe tersebut.
***
" Jangan.
Ku harap kau jangan katakan pada Ji Eun tentang masalah ini"ucap Amma nya
panik
" kita
harus mengatakannya Jae " ucap appa tegas
" ini demi
kebaikannya juga. Dia harus tau, kalau dia itu . Kaua dia bukan anakku"
Ucap appa lagi
“Benar, dia bukan anakmu. Tapi apa kau tak sedikitpun menyayangi dia? Apa
kau tega membuat hatinya terluka? Tangis amma
“ tentu saja aku menyayanginya. Tapi, ini semua salahmu. Kau telah
berselingkuh di belakangku, sampai kau mempunyai anak dari pria itu”ucap appa
tegas
DEG
Jantung Ji Eun terasa tertusuk pisau tajam. Ia
terkejut mendengar ucapan appanya. Lalu ia memberanikan diri untuk menghampiri
mereka.
"Apa maksudnya aku ini bukan anak
appa? ucap Ji Eun marah
" Ji Eun
" ucap amma dan appa serempak
" jawab
pertanyaanku"teriak Ji Eun hampir menangis
" jadi, aku ini anak haram? Dan apa
karena masalah ini kalian bercerai? Karena aku? Tangis Ji Eun
" Bukan
begitu Eun, Kami hanya .. ini semua
salah amma Ji Eun ...... " ucap ammanya panik
" Cukup.
Aku tak mau mendengarnya lagi." Teriak Ji Eun dan berlari keluar.
" Ji Eun
" teriak appa kuat
Namun, Ji Eun sudah berlari keluar. Saat appa mau
mengejar, Ji Eun sudah tak terlihat.
***
(Lagu As a woman mengalun)
Hosh..hosh..hosh
Ji Eun berlari sekuat tenaga di tengah derasnya hujan.
Berlari menyusuri jalan basah, ia tak peduli lagi dengan dirinya yang sudah
basah kuyub akibat hujan. Ji Eunpun tak melihat sekeliling saat melangkahkan
kakinya, dalam fikirannya yang terpenting adalah berlari sejauh mungkin.
BUGGGGGG...
Ji Eun menabrak seseorang dan membuat tubuhnya
terjatuh keras. Tangisnyapun semakin kuat.
"Hei, kau.
Di mana matamu? Ha? Teriak Seung Hoo
Saat melihat gadis yang ia tabrak, Seung Hoo terkejut.
Ini adalah gadis yang ia lihat beberapa hari yang lalu. Gadis yang membuat hati
Seung Hoo berdebar-debar beberapa hari ini.
Dag dig dug. Rasa itu kembali lagi fikir Seung Hoo.
"Aku yakin,
kali ini aku tidak mungkin salah lagi." fikir Seung Hoo dalam hati
Seung kembali sadar dari lamunannya dan pandangannya
kembali pada gadis itu. Ada yang berbeda. Seung Hoo memperhatikan gadis yang
ada di depannya baik-baik. Sepertinya gadis itu sedang menangis.
"apa akibat
tabrakan barusan? Fikir Seung Hoo
"hei, kau
tidak apa-apa? Maafkan aku tidak melihat jalan dan membuatmu terjatuh"ucap
Seung Hoo
Tangis Ji Eun semakin Kuat
"
Mianhaeyo. Aku tidak sengaja. Aku sangat menyesal." ucap Seung Hoo lagi
Karena sadar melihat tubuh Ji Eun basah dan menggigil.
seung Hoo menutup tubuh Ji Eun dengan payungnya dan memberikan jaket miliknya
pada Ji Eun.
"Mianhaeyo."
ucap Seung Hoo lagi
Hujan semakin deras, perlahan Seung Hoo menuntun tubuh Ji Eun ke tempat teduh. Karena
belum ada tanggapan dari gadis itu, Seung Hoo berniat untuk menunggu gadis itu
selesai menangis barulah ia pergi.
Beberapa lama kemudian, tangis Ji Eun akhirnya berhenti. Ji Eun lalu melihat
ke arah Seung Hoo yang ternyata sedang tertidur di sampingnya.
Karena hujan sudah hampir berhenti, Ji Eunpun berniat
untuk pergi, namun sebelumnya Ji Eun mengembalikan jaket milik pria yang belum
ia kenal itu. Pria yang sedang tertidur di sebelahnya itu.
"Gomawo
" ucap Ji Eun pelan, lalu pergi.
1 menit kemudian, Seung Hoo terbangun. Dan tidak
melihat gadis itu di sampingnya.
"Aiss,
gadis itu. begitu teganya ia pergi tanpa membangunkanku." ucap Seung Hoo
kesal sambil melihat kanan kiri.
***
Beberapa hari sejak hari itu, Ji Eun bertekat untuk
tidak akan bertemu lagi dengan kedua orang tuanya. Ji Eun pun mencari tempat
tinggal yang baru agar mereka tidak dapat mencarinya lagi. Sebenarnya ia juga
ingin pindah sekolah, tapi karena tidak ada biaya dan juga karena saat itu ia
sudah duduk di kelas IX yang sebentar lagi akan memasuki SMA. Jadi Ji Eun
mengurungkan niatnya untuk pindah sekolah. Lagian Ji Eun tidak mempunyai uang
untuk biaya masuk sekolah baru.
***
Seung Hoo saat itu sedang berada di coffe house milik
pamannya. Ia sengaja duduk sambil melihat jalan dengan harapan ia melihat gadis
itu lagi. Namun setelah berjam-jam Seung Hoo duduk di sana, ia belum juga
melihat gadis pujaannya itu dan iapun mengurungkan niatnya untuk menunggu gadis
itu hari itu dan mencobanya lagi besok. Namun, saat Seung Hoo membuka pintu
coffe house, Ia melihat gadis itu juga sedang membuka pintu tersebut. Alhasil
Seung Hoopun langsung tersenyum.
" hei,
disini kau rupanya? Ucap Seung Hoo senang
" ye? Ucap
Ji Eun heran
Beberapa detik Ji Eun langsung sadar siapa pria di depannya itu. Pria itu adalah pria yang menabraknya
beberapa hari yang lalu.
"kau mau
minum coffe? Tanya Seung Hoo ramah
"oh, ne
" ucap Ji Eun agak ragu
"bagaimana
kalau kita minum bersama? Tanya Seung Hoo
" bukankah
kau baru saja dari dalam? Tanya Ji Eun heran
"oh, memang
benar. Tadi aku keluar hanya untuk menghirup udara segar" ucapnya linglung
Ji Eun tampak heran
"coffe
house ini milik pamanku"jelas Seung Hoo
"oh, begitu
rupanya" ucap Ji Eun. "baiklah kalau begitu" ucap Ji Eun
tersenyum sambil mencari kursi yang dekat dengan jendela.
***
" Bagaimana
kondisimu? Sudah baikan? Tanya Seung Hoo
Ji Eun kembali heran
"maksudku,
waktu itu kaukan basah kuyub. Aku yakin kau pasti kena flu setiba di
rumah."jelas Seung Hoo sok tau
" oh. ne,
lumayan. Hari itu aku ..." ucap Ji Eun putus
" ah,
sudahlah, kalau kau tidak bisa menceritakannya padaku juga tak masalah
:)." ucap Seung Hoo. "oiya, kita belum berkenalan. Perkenalkan namaku
Seung Hoo. Yoo Seung Hoo."ucapnya lantang
"aku Ji
Eun, Lee Ji Eun ."ucap Ji Eun
Merekapun tertawa.
***
Hari kelulusan tiba. Bukannya membuat Ji Eun senang,
malah membuat Ji Eun khawatir. Ini dikarenakan dia akan memasuki SMA, sedangkan
ia belum mempunyai uang yang cukup. Berbagai macam kerja paruh waktu dilakukan
Ji Eun sepanjang hari. malam hari ia bekerja menjadi pelayan toko coffe (bukan
toko coffe milik paman Seung Hoo). Dan untuk pagi hari sebagai pengantar koran.
Dan itu semua masih belum cukup.
Siang itu, Ji Eun masih berada di rumah. Ia bingung
memikirkan masalah yang sedang ia hadapi. Karena tidak bisa berfikir jernih, Ji
Eunpun mengambil gitarnya dan bernyanyi untuk menenangkan hatinya.
"bagaimana
kalau aku bernyanyi saja?" fikirnya
Dengan cepat ia langsung pergi membawa gitar tersebut.
Dan berjalan menuju jalan tempat biasanya penyanyi jalanan nongkrong. Situasi
saat itu masih sepi. Namun Ji Eun tetap memulai aksinya. Lagu pertama yang ia
bawakan adalah Gee - SNSD,
para pejalan kaki perlahan semakin banyak melihat aksi Ji Eun bernyanyi. Dan
setelah lagu Gee, Ji Eun langsung melanjutkan lagu Sorry Sorry - Super Junior. Seluruh penonton yang melihat
aksi Ji Eunpun bersorak dan bertepuk tangan. Mereka tampaknya sangat kagum
dan menyukai aksi Ji Eun. Setelah memainkan
beberapa lagu, Ji Eunpun menyelesaikan aksinya
"oh,
Gamsahamnida."ucap Ji Eun malu.”
Gamsahamnida.”
Dan para penontonpun memberikan uang dalam kaleng yang
Ji Eun jajakan pada mereka. “Menakjubkan.” ucapkan Ji Eun dalam
hati. Uang yang ia hasilkan dalam penampilan pertamanya di muka umum ini bisa
dibilang hebat. Ia tidak menyangka penampilannya disukai banyak orang.
***
"Hei, kita
bertemu lagi"ucap Seseorang
Ji Eun menoleh kearah sumber suara dan ternyata si
pemilik suara itu adalah Seung Hoo.
"Oh. Kau
."ucap Ji Eun
"sedang apa
kau disini?"tanya Seung Hoo
"aku? Aku
sedang mengamen."jawab Ji Eun jujur
"mengamen?
Kau bisa bermain gitar?." ucap Seung Hoo tak menyangka
"tentu
saja. Kau meremehkanku?."ucap Ji Eun
"haha,
bukan begitu. Uangnya mau kau apakan?."tanya Seung Hoo lagi
"uang ini?
Uang ini buat biaya masuk sekolahku."jawab Ji Eun
"oh,
berarti kau seangkatan denganku. Mau masuk SMA mana? Tanya Seung Hoo senang
"belum tau,
aku juga belum yakin bisa melanjutkan sekolah. Uangku belum cukup banyak buat
biaya masuknya."ucap Ji Eun sedih
"kau harus
optimis. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan."hibur Seung Hoo
" ya, kau
benar. Aku akan terus berusaha semampuku." ucap Ji Eun." baiklah,
sepertinya aku harus pergi sekarang." ucap Ji Eun."bye."
"bye."
jawab Seung Hoo lalu tersenyum namun
sedikit kecewa.
Seung Hoo tampak senang setelah tau
ternyata Ji Eun seangkatan dengannya. Seung Hoopun berusaha mencari tau SMA
mana yang akan dimasuki oleh Ji Eun nantinya. Tentunya Seung Hoo ingin satu
sekolah, bahkan ingin satu kelas dengan Ji Eun.
***
Hari Pertama masuk sekolah tiba. Dan
hari tersebut merupakan hari yang sangat berharga dan menyenangkan bagi Ji Eun.
Karena akhirnya ia berhasil mengumpulkan uang dan dapat melanjutkan
pendidikannya di SMA yang bisa dibilang lumayan ternama. Dan Ji Eun juga dapat
menyesuaikan dirinya dengan baik pada teman-teman barunya.
Lonceng tanda istirahat berbunyi, Ji
Eun berniat untuk tetap berada di kelas saja, sebab ia sudah membawa bekal yang
sudah ia siapkan sebelum berangkat ke sekolah tadi pagi.
Di lain tempat, Seung Hoo
uring-uringan. Sebab, sampai saat ini ia belum mengetahui sekolah mana tempat
gadis pujaannya Ji Eun bersekolah. Mereka tidak pernah bertemu lagi sejak
pertemuan terakhir mereka saat Ji eun mengamen bulan lalu. Dan Seung Hoo mulai
kurang bersemangat menjalankan hari-harinya.
***
Drr drr
“annyeong. Nuguseyo” ucap Seung Hoo. “ wae? Amma?.” Teriak Seung Hoo kaget
Dengan cepat Seung Hoo berlari
keluar coffe house. Dan tanpa sengaja Seung menabrak seorang gadis. Dan gadis
itu ternyata Ji Eun. Buku yang ada di tangan Ji Eun semuanya jatuh berantakan.
Namun, sepertinya Seung Hoo tidak menyadari keberadaan Ji Eun, sebab ia
langsung berlari tanpa mengucapkan kata maaf. Beda dengan Ji Eun, Ji Eun tau
betul pria itu adalah Seung Hoo. Ji Eun heran kenapa Seung Hoo sepanik itu. Dan
entah dorongan dari mana, setelah mengambil buku bukunya yang terjatuh, Ji Eun
ikut berlari menyusul Seung Hoo. Ternyata tempat yang di tuju Seung Hoo adalah
rumah duka. Dengan ragu, perlahan Ji Eun memasuki ruangan yang sudah ramai oleh
kerabat keluarga . Dan Ji Eun melihat Seung Hoo menangis meraung.
“amma, amma. Jangan tinggalkan aku.” Teriak Seung Hoo.” Jangan tinggalkan
aku. Aku tidak mau tinggal sendirian. Aku takut. Amma. Ammaaaaaa.” Teriaknya
lagi
Tanpa sengaja air mata Ji Eunpun
keluar, ia sedih melihat Seung Hoo menangis seperti itu. Dan tiba-tiba ia
mengingat ammanya. Amma yang sudah membiarkannya hidup sebatang kara seperti
sekarang ini. Amma yang sudah membuatnya menjadi anak haram. Anak yang tidak
diinginkan oleh appanya.
(Lagu Waiting-IU mengalun)
***
Rumah duka sudah tampak sepi dan
Seung Hoo masih tetap berada didalam. Ji Eunpun masuk, meski dengan perasaan
ragu. Ia mendekat perlahan dan duduk tepat di belakang Seung Hoo. Karena
menyadari seseorang datang, Seung Hoo menoleh ke belakang dan ia terkejut
melihat Ji Eun disitu. Seung Hoo heran.
“tadi aku tak sengaja mengikutimu kesini. Dan ternyata ...” ucapan Ji Eun
ragu
“sudahlah tidak apa-apa. Aku mengerti. ”ucap Seung Hoo lesu
“Yang tabah ya hoo. Aku yakin kau pasti bisa melewatinya.” Hibur Ji Eun
“ ne " jawab Seung Hoo
Mereka diam sejenak.
"gomawo. Berkat kau, kini aku sudah jauh lebih baik. Gomawo Ji Eun.”
Ucap Seung hoo sambil tersenyum
Ji Eun pun ikutan tersenyum
"syukurlah kalau begitu." ucap Ji Eun
***
“Gomawo.” Ucap Seung hoo seraya menerima segelas coffe yang diberikan oleh
Ji Eun.
“ ne. “jawab Ji Eun
“ bagaimana kau bisa kesini? Tanya Seung Hoo
“ oh, itu. Tadi kau menabrakku di depan caffe house. Apa kau tidak ingat? Dan
saat itu kau tidak mengatakan kata maaf padaku.” Ucap Ji Eun
“ benarkah? Haha. Mianhaeyo.” Tawa Seung Hoo. “ sepertinya kita memang di
takdirkan untuk terus bertemu.” Ucap Seung hoo senang
“ haha, aku fikir juga begitu.”ucap Ji Eun
“oia. Apa kau berhasil mengumpulkan uang untuk sekolah? Tanya Seung Hoo
ragu
“ tentu saja. Kau benar. Tujuan kita akan berhasil jika dikerjakan dengan
sungguh-sungguh dan optimis.”ucap Ji Eun
“lalu sekolah mana kau kini bersekolah?” tanya Seung Hoo lagi
“ SMA Hannyoung.” Senyum Ji Eun
“ benarkah? Aku juga bersekolah disana.” Ucap Seung hoo tak menyangka
“benarkah? Kenapa kita tak pernah
bertemu ya? haha.” Tawa Ji Eun
“ entahlah. Dunia ini memang sempit. Dan aku sangat suka dunia ini sempit.”
Ucap Seung hoo senang. "Juga karena aku bisa bersekolah di sekolah yang
sama denganmu.” Ucap Seung Hoo dalam hati
“ haha, kau benar. Dunia ini memang sempit.” ucap Ji Eun sambil tertawa
"Jika kita memang di takdirkan untuk bersama. Pada akhirnya kita juga
pasti akan dipertemukan kembali." ucap Seung Hoo senang.
Merekapun tertawa lepas.
Saat mereka sedang tertawa, Ji Eun
diam diam memperhatikan Seung Hoo. Tepatnya memperhatikan senyum yang terpancar
di bibir Seung hoo. “Begitu
hangat.” Fikirnya
Dan berkat ji Eun, Seung Hoo sudah
sedikit tenang dan tidak bersedih lagi.
***
(Lagu Secret - IU mengalun)
Hujan. Hujan kembali turun. Meski
masih trauma dengan hujan akibat kejadian mengerikan sebelumnya. Hujan kali ini
membuat Ji Eun lebih merasa damai dan nyaman. Lalu Ji eun tiba-tiba teringat
Seung Hoo. Sejak pertemuan sebelumnya, Ji Eun tak pernah berhenti memikirkan
Seung Hoo. Perasaan aneh mulai muncul di hati Ji eun.
“ perasaan apa ini? Aku tak pernah merasakan seperti ini sebelumnya"
ucap Ji Eun pada dirinya. "cinta. Apa ini yang disebut cinta?” fikir ji
Eun ragu
Lalu ji Eun membuka jendela kamarnya
dan mengarahkan tangannya ke luar jendela hingga tangannya mengenai hujan.
Dirasakannya air hujan yang perlahan membasahi tangannya.
“ Cinta. Aku yakin. Ini memang cinta. Its first love” Ucap ji Eun
“ Akhirnya aku jatuh cintaaaaaa.” Teriak ji Eun senang
(Lagu Rain Drop mengalun)
***
Di sekolah
Baru saja tiba di sekolah, Ji Eun
mencari Seung Hoo, tiap kelas ia telusuri. Entah kenapa ia ingin sekali tau
dimana kelas Seung Hoo. Saat ia menelusuri beberapa kelas, dari ujung lorong
kelas, ia melihat Seung Hoo sedang berjalan kearahnya.
" Seung Hoo ." Teriak Ji Eun lepas
Seung Hoo kaget.
"kau ? Ucap Seung Hoo heran
" akhirnya, aku menemukanmu." ucap Ji Eun senang
" kau mencariku? Ada apa?" tanya Seung Hoo senang
" tidak ada. Aku hanya penasaran dimana kelasmu."jawab Ji Eun
salah tingkah. "kau ruang berapa?" tanyanya lagi
" X.2 . Kau?"tanya Seung Hoo
" X.1 ^^." ucap Ji Eun. "berarti ruangan kita sebelahan
dong?. Yah, seharusnya kita satu ruangankan."ucap Ji Eun
" Kau berharap sekelas denganku? Hahaaha, jangan jangan kau menyukaiku
ya??." goda Seung Goo
" tidak. Mana mungkin. Aku ingin sekelas denganmu karena kau teman
baikku." jawab Ji Eun salah tingkah
"baiklah, tapi kalau kau benar benar menyukaiku aku tidak
keberatan." goda Seung Hoo
Tak dapat menahan rasa malunya, Ji
Eun menendang kaki kanan Seung Hoo yang membuat Seung Hoo merintih kesakitan.
***
drr drr
"hallo, siapa ini?" tanya Ji Eun
Tak ada jawaban
"hallo? Siapa ini?"tanya Ji eun sekali lagi
Masih belum ada jawaban
"aishh, ."keluh Ji eun
"hahahahaahahaha. " tawa Seung Hoo di telepon
" oh, jadi ternyata kau? Dasar kau tikus got." ucap Ji Eun kesal
"apa? Tikus got? Kau mengataiku? Tanya Seung Hoo
"hahaha, kau bisa marah juga?" jawab Ji Eun. "sudahlah, aku
mau tidur. Ok? Bye"ucap Ji Eun
"hei kau? aisss." teriak Seung Hoo kesal
Ji Eun tak bisa menahan tawanya, ia puas mengatai Seung Hoo tukang usil itu
tikus got.
***
"mari kita berkencan."ucap Ji Eun pada Seung Hoo
Seung Hoo terkejut melihat tingkah
Ji Eun. Bisa bisanya seorang wanita mengajaknya berkencan.
" baiklah, aku mau. Kau mau kita kencan kemana?"tanya Seung Hoo
"aku mau ke taman hiburan."ucap Ji Eun
"baik. baiklah. Karena kita akan berkencan, mulai sekarang aku akan
memanggilmu Ji Eun sayang." ucap Seung Hoo malu." kau akan
memanggilku apa? Tanya Seung Hoo
" hmmm, aku mau memanggilmu.... Tikus got."ucap Ji Eun
Terdengar tawa lepas Ji Eun
"hahahaahaha". Dan tiba tiba Seung Hoo terbangun. Terbangun dari
mimpi anehnya.
"aigoo, hanya mimpi? padahal aku senang sekali kami akan berkencan.
Meskipun dia memanggilku tikus got."ucapnya pelan
***
Waktu sekolah sudah berakhir
beberapa menit yang lalu. Ji Eun dan Seung Hoo sedang duduk di taman. Mereka
sedang berbincang bincang, membicarakan apa saja yang mereka fikirkan. Hubungan
mereka sudah semakin membaik dan dekat. Mereka sudah mulai saling mengerti dan
saling berbagi.
Drr drr
Wajah Ji Eun pucat
"kenapa tidak diangkat? Tanya Seung hoo
Ji Eun memberanikan dirinya untuk
mengangkat telepon tersebut.
" ne, appa ? Ucap Ji Eun pelan.
" Ji eun, ibumu. Ibumu ..." ucap appa
Mendengar ucapan ayah, telepon yang
tadinya dalam genggaman Ji Eun telah jatuh ke tanah. Tanpa berfikir lama lagi,
Ji Eun berlari. Seung Hoo yang terkejut melihat tingkah Ji Eun segera mengejar
Ji Eun.
Seung berlari lebih cepat untuk
mengejar Ji Eun. Beberapa meter lagi. Dan saat tangan Seung hoo dapat
menjangkau bahu Ji Eun dan membalikkan badan Ji Eun ke arahnya, Seung Hoo
melihat Ji Eun menangis.
"ada apa Ji Eun?"tanya Seung Hoo panik
Ji Eun tak menjawab. Tanpa berfikir
panjang Seung hoo menarik tubuh Ji eun ke pelukannya.
"Ya Tuhan, aku benar benar menyayanginya. Benar benar mencintainya.
Hatiku hancur saat melihatnya menangis." ucap Seung Hoo sedih dalam hati
"amma, amma ."ucap Ji Eun ."ammaku tabrakan dan
meninggal."tangis Ji Eun meledak
***
"Ji Eun. Ammamu tidak salah. Appa yang salah."ucap appa
Ji Eun tidak mengerti dengan ucapan
appanya.
" appa yang salah, dulu appa dan amma menikah karena dijodohkan. Tak
ada cinta antara kami. appa tak bisa memberikan hati dan cinta appa pada
ammamu. Karena itu, ammamu mencari seseorang yang menyayangi dia. Dan lahirlah
kamu. Appa baru tau kamu ternyata bukan anak appa sejak umurmu 14 tahun. Dan
saat itu, padahal appa sudah mulai mencintai ammamu. Namun, karena tau ammamu
berselingkuh , itu membuat hati appa sakit dan lebih memilih bercerai dengan
ammamu." jelas appa
"appa begitu menyayangi ammamu, dan juga kau. Meskipun kau bukan anak
kandung appa."ucap appa." appa mau membalas segala kesalahan yang
appa perbuat pada amma dan juga dirimu." ucap appa
Ji Eun tak berhenti menangis
mendengar penjelasan appanya.
"appa mau kau ikut appa ke Jepang." ucap appa
"appa ?" ucap Ji Eun kaget
"appa mau kamu hidup layak Ji Eun. Disana kamu akan mendapat
pendidikan dan hidup yang layak. Sebab, appa tak bisa meninggalkan kamu lagi
disini." pinta appa
***
Saat itu hari sudah hampir tengah
malam. Masih terngiang-ngiang di fikiran Ji Eun tentang ucapan appanya tadi,
tentang ia di ajak untuk pindah ke Jepang. Itu memang demi kebaikannya, tapi
bagaimana dengan kisah cintanya yang sudah terlanjur dalam?"Fikirnya
"Sepertinya, aku akan sulit melupakannya."ucap Ji Eun sedih
***
· Aku akan pindah ke Jepang. Maaf begitu mendadak. Maaf gak bisa pamit secara langsung. Jaga dirimu baik-baik. **Ji Eun
Pesan singkat yang dikirim Ji Eun
pada Seung Hoo benar benar membuat Seung Hoo mendadak menahan nafasnya.
Panik. Hanya kepanikan yang merasuki
perasaan Seung Hoo saat itu, ditekannya tombol CALL. Sia-sia. Nomor yang anda
tuju di luar jangkau ucap operator. Seung Hoo semakin kesal. Sebab ia takkan
bertemu lagi dengan gadis yang sangat ia cintai yang bahkan ia belum sempat
menyatakan perasaannya pada Ji Eun. Seung Hoo tampak frustasi.
***
Ji Eun mematikan hpnya setelah
mengirimkan pesan singkat pada Seung Hoo. Seung Hoo adalah satu satunya orang
yang diberitahunya sebelum ia berangkat. Sebenarnya Ji Eun sangat berat
meninggalkan kota kelahirannya itu, terutama meninggalkan pria yang akhir akhir
ini telah mengisi hari harinya. Yang akhir akhir ini ia baru sadar akan
cintanya yang begitu besar pada pria itu. Cinta pertamanya dan bahkan mungkin
akan menjadi cinta terakhirnya.
***
Ji Eun dan appa baru saja keluar
dari bandara. Di perjalanan menuju rumah, Ji Eun tak henti henti termenung
sambil melihat ke luar jendela, lalu tiba-tiba hujan turun dengan deras yang langsung
membuat Ji Eun tersadar dari lamunannya.
" hujan ." kenapa hujan turun disaat seprti ini?"keluh Ji
Eun
Hujan begitu mengingatkan Ji Eun
pada Seung Hoo, karena hujanlah yang mempertemukan mereka berdua. Berkat hujan,
Ji Eun mulai menyukai Seung Hoo, berkat hujan Ji Eun mengenal cinta. Cinta
pertamanya.
Ji Eun mengingat betul kalimat yang
diucapkan Seung Hoo waktu itu.
·
"Jika kita memang di takdirkan untuk bersama.
Pada akhirnya kita pasti di pertemukan kembali."
"benar, aku yakin. Jikalau kami ditakdirkan untuk bersama. Kelak pasti
kami akan bertemu kembali" tegas Ji Eun bulat seraya tersenyum.
***
5 tahun kemudian
" Yoo Bin, jangan lari lari nanti jatuh." ucap Seung Hoo
" ne, ne ." ucap Yoo Bin kesal
Seung Hoo tersenyum melihat tingkah
si kecil Yoo Bin, lalu Seung Hoo kembali menyibukkan dirinya pada buku yang ada
di depannya.
***
5 tahun. Setelah 5 tahun berlalu,
ini pertama kalinya setelah 5 tahun ia di Jepang. Ji Eun begitu senang
menghirup udara kota kelahirannya. Dan satu satunya hal yang ia ingat saat baru
tiba di bandara adalah Seung Hoo.
"bagaimana keadaannya sekarang ya?" ucapnya penasaran
Lalu Ji Eun menyuruh supir taxi
memasukkan koper miliknya ke bagasi. Dan langsung menuju rumahnya. Jalan macet.
Ji Eun tiba di Korea sudah hampir sore dan pada waktu seperti itu adalah jam
jamnya macet. Ji Eunpun tak berhenti mengeluh sambil melihat ke luar jendela.
Dan betapa mengejutkan, ia melihat Seung Hoo. Ji Eun berniat memanggil Seung
Hoo, namun tersadar melihat seseorang yang bersamanya. Seorang anak laki-laki
yang sangat lucu.
"apa Seung Hoo sudah menikah? Ucap Ji Eun sedih
(lagu As a Woman - IU mengalun)
"apa anak yang bersamanya itu adalah anaknya? Tanya Ji Eun sedih
Perlahan, air matanya menetes. 5
tahun. Sudah 5 tahun ini Ji Eun belum mampu melupakan Seung Hoo. Dan saat Ji
Eun akan menikmati mimpi indah yang akan ia lalui, tiba-tiba tersadar setelah
melihat kejadian barusan. Mimpinya kini musnah sebelum sempat ia nikmati.
***
Ji Eun berjalan menuju coffe house
milik paman Seung Hoo, ia berniat untuk mengenang masa masa saat bersama Seung
Hoo. Perlahan, meneteslah air mata Ji Eun. Untuk kesekian kalinya ia menangis
akibat memikirkan Seung Hoo. Setelah melihat kejadian kemaren, Ji Eun berniat
untuk tidak bertemu dengan Seung Hoo lagi. Hatinya sudah terlanjur sakit
setelah tau ternyata Seung Hoo telah mempunyai anak.
Dari kejauhan, seseorang berdiri
terpaku melihat Ji Eun. Diam. Hanya diam. Dan bertanya-tanya apakah ini mimpi.
Ji Eun, gadis yang sangat ia cintai ada di depannya.
" Ji Eun ." ucap Seung Hoo ragu
Perlahan Ji Eun menoleh. Dan kini
giliran Ji Eun yang terpaku diam. Setelah beberapa detik saling berpandangan,
air mata Ji Eun semakin deras. Lalu tiba-tiba Ji Eun berlari menjauh. Seung Hoo
yang kaget melihat Ji Eun berlari menjauhinya berusaha mengejar Ji Eun.
" Ji Eun, ini aku Seung Hoo." teriak Seung Hoo. "Ji
Eun."teriaknya lagi
Ji Eun semakin mempercepat larinya.
Namun sia-sia, kini Seung Hoo berhasil mendahuluinya dan kini sudah berada di
depanya,
" tunggu. Kau kenapa menghindariku?"tanya Seung Hoo
Tangis Ji Eun terus mengalir
"Ji Eun, jawab aku. Apa aku ada salah padamu."tanya Seung Hoo
Karena tak mampu menahan rasa
rindunya, Ji Eun langsung memeluk Seung Hoo.
"aku. Aku. Aku mencintaimu Seung Hoo. Aku sangat mencintaimu." ucap Ji Eun terbata bata
(lagu As a Woman mengalun)
Seung kaget
"apa? Aku tidak bisa mendengar apa yang kau katakan Ji Eun?"tanya
Seung Hoo
"aku, aku mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu. Aku tak bisa hidup
tanpamu Seung Hoo."teriak Ji Eun. "5 tahun, 5 tahun tak cukup bagiku
untuk bisa melupakanmu. Kau membuatku gila."ucap Ji Eun masih dalam keadaan
menangis.
Seung Hoo diam dalam senyumnya.
Karena tak ada respon dari Seung Hoo, Ji Eun melepas pelukannya.
"Kenapa kau hanya tersenyum?"tanya Ji Eun kesal sambil menyeka
air matanya.
Seung Hoo kembali menarik tubuh Ji
Eun ke pelukannya.
" Aku, aku juga mencintaimu Ji Eun." ucap Seung Hoo
" Tapi kau sudah punya anak." ucap Ji Eun sedih
" Apa? Anak? Kau sudah punya anak? Tanya Seung Hoo
" bukannya aku. Tapi kau. Kau yang sudah punya anak."ucap Ji Eun
" apa? Aku? Bagaimana aku bisa punya anak? Menikah saja belum."
ucap Seung kaget
" Kau tidak usah berbohong. Aku sudah melihatnya sendiri." ucap
Ji Eun
" sumpah, aku belum menikah. Apalagi punya anak."bela Seung Hoo
"lalu. Lalu anak yang aku lihat bersamamu beberapa hari yang lalu anak
siapa?" Tanya Ji Eun
"bersamaku??"fikir Seung Hoo sambil mengingat ngingat. " oh,
Yoo Bin? Dia adikku."ucap Seung Hoo tegas. " hahaha, jadi kau
menyangka dia anakku?" goda Seung Hoo
"ia, habisnya kau begitu dekat dengannya."ucap Ji Eun malu
Karena merasa senang, Seung Hoo kembali
memeluk tubuh Ji Eun.
"maaf, maaf sudah tidak jujur padamu dulu." maaf pernah membuatmu
kesal." ucap Seung Hoo bahagia
" ne, aku juga." jawab Ji Eun
***
PROLOG
"Seung Hoo, aku ingin tau apa impianmu sebenarnya."tanya Ji Eun
"impianku? Impianku adalah bisa hidup bahagia denganmu."jawab
Seung Hoo mantap
"benarkah? Aku sangat bahagia mendengarnya." ucap Ji Eun."
kalau impianku adalah bisa selalu bersama orang yang aku cintai." ucapnya
" hmm, aku senang mendengarnya." ucap Seung Hoo
" haha, aku belum bilang siapa orangnya, kau udah geer duluan. Dasar
tikus got." ledek Ji Eun
" biarin. Yang penting kau menyukai tikus got seperti." jawab
Seung Hoo. " tunggu dulu. Jangan bilang ini mimpi" tanya Seung Hoo
setelah mengingat mimpi anehnya waktu itu.
Dicubitnya pipi Ji Eun
"auuu,"teriak Ji Eun
"ternyata bukan mimpi."ucap Seung Hoo bahagia
Merekapun mempererat pelukan.
Perlahan turunlah salju. Semakin menambah keindahan malam itu.
(lagu Secret - IU mengalun)
END
Astaggaaaaa, Ai sangat suka sekali lagunya IU Last Fantasy dan secret ^^
yang juga jadi inspirasi Ai buat ni FF :)
Gimana ceritanya?
Ai suka banget dengan alur ceritanya.
Tapi bahasa yang Ai pakai masih hancur lebur ya? Haha.
Jadinya kurang kerasa :)
tapi JUJUR, Ai suka banget sama kisah cinta Yoo Seung Hoo dan Lee Ji Eun.
oia, kalo ada bahasanya yang agak meribet kasi tau Ai ya. Biar ntar ai edit
lagi :)
makasi udah baca
jangan lupa di commen ya
Kritik & sarannya juga :)
(13-08-2012 07.11)
Akhir Pengeditan (15-08-2012 21.29)
CREATED by NENSI VILLANESIA