Annyeong Haseyo^^

Selamat datang di blog =AiLOVe=
Salam Kenal^^

Di FOLLOW ya^^

Rabu, 11 April 2012

cerpen “Aku Mencintaimu, ibu” by Nensi Villanesia


“Aku Mencintaimu, ibu” ini pernah ci ikutkan lomba gitu, sayangnya gak menang :D haha, tapi semoga saja bermanfaat. Selamat membaca :)


 ***
Aku adalah Nesya Vasika Putri, biasa dipanggil Cika.
Sejak kecil aku adalah anak yang penyakitan. Kau tau kenapa? Aku dilahirkan hanya memiliki satu ginjal. Dan hanya dengan satu ginjal itu pula aku bertahan hidup.
saat itu aku berusia 15 tahun, cukup muda bukan?tapi di usiaku yang masih remaja itu, aku tak dapat menikmati hidupku dengan baik. Tentu saja, aku cukup tau diri. Aku hanyalah anak penyakitan yang hanya menyusahkan ibuku. Yang hanya menghabiskan uang-uang ibu yang sebenarnya adalah perbuatan yang sia-sia. Sia-sia? Tentu saja, siapa yang dapat bertahan dengan satu ginjal? Yang aku tau, mereka yang punya satu ginjal hanya dapat hidup beberapa lama saja. Dan pada akhirnya meninggal.

Ibu, andai saja waktu itu kau tak senekat itu. Aku tak akan merasa berdosa seperti saat ini.
Ibu, kau tau? Kau adalah nyawaku, kau adalah jiwaku.
Setiap senyum diwajahmu memancarkan aura malaikat, malaikat yang akan selalu menjagaku.
setiap nasehat yang kau tuturkan padaku, kan ku jadikan motivasi untuk maju
meski ini sudah terlambat
izinkan aku mengucap maaf padamu, berterimakasih atas semua jasa-jasamu dan kan terus bersyukur telah memiliki ibu sepertimu

Ini adalah kisahku

Aku di umur 8 tahun:
"ibu, Cika gak mau disuntik bu, sakit bu."rengekku saat itu
"Cika, kalau Cika gak disuntik nanti Cika tambah sakit."hibur ibu

Aku mengangguk,
"Tapi ibu disini aja ya, jangan pergi."ucapku
"iya, ibu tetap disini nemani Cika sampe Cika sembuh"hibur ibu

Saat itu aku tak mengerti kenapa aku selalu minum obat, dan disuntik. Kau tau kan bagaimana rasanya disuntik? Apalagi saat itu aku masih kecil sekali. Sakit. Sangat sakit. Dan akhirnya ku tau, kalau di setiap kehidupan tak ada yang berjalan lancar. Pasti ada halangan dan cobaan. Tapi, saat itu aku hanya bisa diam, menerima nasibku yang begitu buruk.
/Ya Allah, kenapa cobaanmu begitu berat?\

Saat aku berumur 16 tahun,
Hari itu aku masuk rumah sakit lagi, tapi bukan karena penyakit ginjalku melainkan karena asmaku.Aku menderita 2 jenis penyakit sekaligus, menyedihkan bukan? Sesunggguhnya cobaan ini tak mampu ku hadapi, tapi berkat ibuku yang selalu sabar menjagaku. Aku akan bertahan hidup semampuku .

"ibu, pulanglah. Beristirahatlah dirumah. Ibu tampak pucat, Cika gak mau nanti ibu sakit."ucapku
"tidak Cika, ibu akan tetap disini menjagamu"ucap ibu
"tapi bu, ibu itu sudah tidak tidur lebih dari 24jam bu. Cika gak mau kalau nanti ibu sakit"ucapku lagi
"baiklah, kalau begitu kamu tidur ya. Ibu mau jemput baju kamu ke rumah. Dan kalau ada perlu apa-apa telpon saja ibu"ucap ibu
"baik, bu"ucapku
"assalamualaikum" ucap ibu
"walaikumsalam" jawabku

//ibu, kelak jika aku tak lagi disisimu. Aku berharap ibu akan hidup dengan baik dan janganlah menangis, sebab tangismu bagai hujan badai yang menerpa hatiku dan aku tak mau itu terjadi\ \

Aku sangat sayang pada ibuku. Karena itu aku terus berdoa agar ibu diberi umur yang panjang.

Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit aku kembali kerumah dan kembali menjalani aktivitasku seperti biasa. Meski tak sebiasa anak-anak lain seusiaku.

Pagi, berganti malam, malam berganti pagi lagi,
Aku masih tetap sama, Cika yang selalu berhati-hati disetiap langkahnya. Cika yang berhati-hati di tiap tingkahnya. Satu yang pasti, aku tidak sama seperti kalian. Aku hanya bisa duduk diam saat melihat teman-temanku berlari-larian, hanya bisa diam, duduk memandangi mereka. Terkadang aku merasa iri pada mereka. Tentu saja, dan kau tau kenapa.

(aku di umur 17 tahun)
"ibu, apa ibu sakit?cemasku
"tidak Cika, ibu baik-baik aja"jawab ibu
"tapi, ibu tampak pucat. Sebaiknya ibu istirahat, nanti biar Cika yang bersih-bersih"ucapku
"jangan !!! Nanti kamu sakit lagi"cegah ibu
"ibu akan istirahat, tapi kamu jangan melakukan apapun. Kau mengerti?ucap ibu dengan tegas
"baik bu"ucap Cika sedikit kecewa

Ibu, jika hidupku normal. Aku tak akan membiarkanmu melakukan kegiatan yang berat seperti itu. Ibu, kau terlalu sering susah karenaku. Ingin rasanya aku menghentikan semuanya. Hidup baik denganmu. Layaknya manusia lainnya. Tapi, inilah jalan yang telah ditentukan oleh Tuhan. Dan aku menerimanya dengan ikhlas. Meskipun akhirnya tak seperti apa yang kita inginkan.

Hingga waktu itu datang
"dokter, tolong selamatkan anak saya."pinta ibuku sambil menangis
"kami akan berusaha semaksimal mungkin bu."ucap si dokter

Saat itu, kondisiku semakin memburuk. Dan diketahui bahwa satu-satunya ginjal  yang ku miliki ini juga hampir tidak berfungsi lagi. Dan sangat diperlukan donor ginjal. Sayangnya pihak rumah sakit tak menemukan pendonor ginjal yang cocok.

Saat itu aku masih tertidur akibat obat bius yang disuntikkan dokter pada infus ku,
"Cika, bangunlah anakku."teriak pelan ibuku
"Cika, maafkan ibu. Ibu gak bisa berbuat apa-apa lagi saat ini. Ibu gak bisa bantu banyak dengan kondisi ibu yang semakin melemah saat ini"ucap ibu sambil menangis
"apa perbuatan ibu ini benar?ucap ibu
"tentu saja, demi anakku. Aku rela melakukan apapun"
ucap ibu pelan

Dan keajaiban datang kepadaku, dokter menemukan seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya untukku. Akupun segera dioperasi dan alhasil penyakitku dapat disembuhkan. Aku sangat bersyukur. Aku sangat ingin berterimakasih kepada si pendonor ginjal itu. Tapi si dokter tak mau memberi tau identitas si pendonor. Dan aku hanya bisa berterimakasih lewat si dokter.
"dok, bisakah kau sampaikan ucapan terimakasihku kepada orang yang mendonorkan ginjalnya padaku?"tanyaku
"hmmmm, baiklah. Nanti akanku sampaikan. Sebaiknya kau segera kembali ke rumah, jaga ibumu baik-baik. "ucap dokter itu

Apa ,maksud ucapan dokter itu? Jaga ibumu baik-baik? Pikirku
"ohh, tentu saja aku harus menjaga ibuku, dokter ini aneh"ucap Cika
"baik dokter, sekali lagi terima kasih"ucapku

/siapapun dia, dimanapun dia, ku mohon tuhan, selamatkanlah orang yang telah mendonorkan ginjalnya padaku. Berikanlah kesehatan padanya. Dan berikanlah kemudahan disetiap langkahnya. Amin\\

Hari kehari, kesehatan ibu semakin memburuk. Aku bingung, kenapa ibu tiba-tiba saja sakit. Ibu juga menolak untuk diperiksa ke dokter. Aku sangat khawatir dengan kondisi ibu saat itu.

Keesokan harinya
Saat itu aku Masih tertidur, dan diam-diam ibu pergi ke dokter untuk memeriksakan keadaanya. Saat perjalanan pulang, ibu berjalan sangat pelan. Jalannya sempoyongan. Dan saat ibu hendak menyeberangi jalan, tiba-tiba ada mobil melaju dengan cepat dan menabrak ibuku. Darah mengalir keluar dari kepala ibuku. Tubuhnya kaku tak berdaya dan ibuku meninggal di tempat. Saat itu adalah bagai mimpi buruk bagiku. Ibu yang begitu aku cintai, ibu yang dengan tulus menjagaku. Meninggalkanku untuk selama-lamanya.
"Ibu, kenapa kau begitu cepat meninggalkanku? Tangisku

Sejak saat itu aku tak punya semangat hidup lagi, aku hanya duduk diam di kamarku, tanpa berinteraksi pada siapapun, bahkan untuk makanpun aku tak nafsu. Aku begitu sedih dengan kepergian ibuku yang begitu mendadak itu.Aku terus memandangi satu satunya foto ibuku yang ku punya.
"ibu, apa kau senang disana? ingin sekali aku menyusulmu disana"ucapku sambil memandangi foto ibuku
"ibu, apa kau bisa melihatku dari sana? Aku begitu menyedihkan bukan?ucapku

akupun kembali menangis,,
tok,tok,tok
"permisi, assalamualaikum"ucap seseorang

Aku tak menanggapinya
"permisi, Cika kamu didalam?tanyanya

"siapa dia? Tanyaku, suaranya memang tak asing bagiku, tapi siapa dia? Pikirku

Akupun mengintip dari jendela, dan ternyata dia adalah dokter yang menangani penyakitku dulu
sebelumku membuka pintu, ku usap air mataku dengan bajuku. Dan menenangkan hatiku sejenak.

"walaikumsalam, dokter? Ada apa dok?"tanyaku sambil mempersilahkan dia masuk
"maaf, agak berantakan"ucapku
"oh, iya gak apa-apa. bagaimana kabarmu Cika?"tanya si dokter
"buruk dok, sangat buruk. Sejak ibuku meninggal, aku tak punya semangat hidup"jawabku sedih
"Cika, jangan begitu. Ibumu pasti sangat sedih disana melihat anaknya hidup seperti ini"ucap dokter
"aku tau dok, aku juga tidak ingin hidup seperti ini, tapi bagaimana lagi. kini aku hidup sendiri, dan pada siapa akukan mengadu??"ucapku sambil menangis
"soal ginjal itu" dokter agak ragu mengatakannya
"ginjal? Ada apa dengan ginjalku dok?tanyaku waktu itu
"hmmmm,,
"Cika, apa kau tau siapa yang sebenarnya yang mendonorkan ginjal itu untukmu? tanya dokter
"bagaimana saya tau dok, dulu dokter tak mau memberitaukannya padaku"ucapku
"maaf, waktu itu aku benar-benar diminta untuk menyembunyikan hal itu"kata dokter
"lalu, apakah sekarang kau masih tetap tak mau mengatakannya?tanyaku
"Cika, hmm. yang mendonorkan ginjalnya padamu itu adalah ibumu
"apa ??teriakku tak menyangka."bagaimana bisa dok?"aku
"tentu saja bisa Cika, ginjalmu dan ibumu sangat cocok, dan ibumu mendonorkannya padamu karena gak mau kamu meninggalkannya, dan sekarang malah dia yang lebih dulu meninggalkanmu."
"apa dok? Kenapa dokter baru bilang  sekarang"ucap cika

Mendengar hal itu, tangis cika semakin menjadi-jadi
"ibu, maafkan aku ibu, aku begitu durhaka terhadapmu, aku begitu bodoh tak menyadari hal itu. Ibu, aku begitu mencintaimu ibu. Tapi kenapa kau mau memberikan ginjalmu padaku? Seandainyaku tau kalau yang mendonorkan ginjal itu padaku adalah kau, aku takkan mau menerimanya, aku lebih rela mati dari pada membiarkan ibuku melakukan hal bodoh itu ibu.

"Tenang cika, ini sudah jalannya."ucap dokter
Dan ibumu yang memutuskan hal itu, tak ada yang bisa menghalanginya. Karena itu kau harus tetap hidup, hiduplah dengan baik. Raihlah cita-citamu, biarkan ibumu bahagia disana melihatmu sukses. Agar semua pengorbanannya tak sia-sia. Kau mengerti?"tanya dokter

Aku mengangguk, dan masih terdengar sedikit isak tangisku.
"sebaiknya saya pergi dulu, dan kau harus ingat Cika. Kau adalah anak yang paling di sayangi ibumu, jangan kau kecewakan dia"ucap dokter
"aku mengerti dok, terimakasih. demi ibuku, aku akan hidup dengan baik. Dan demi ibuku, aku tak akan mengecewakannya. Aku janji"ucapku
"baiklah, sebaiknya aku pamit. Assalamualaikum"ucap dokter
"walaikumsalam"

Sejak hari itu, aku bertekat akan terus tetap bertahan hidup, dan akan menjaga ginjalku sebaik-baiknya. Karena ginjal ini milik ibuku. Jika aku melalaikannya, sama saja aku melalaikan ibuku. Aku janji ibu.

8 tahun kemudian
tok, tok, tok
"silahkan masuk" ada yang bisa saya bantu? Tanya si dokter
"dok, saya kesini mau terima kasih, karena dokter  telah menyembuhkan penyakit saya. Berkat dokter saya sembuh, semoga dokter makin sukses dengan karirnya"ucap si pasien
"ohy, sama sama bu. Itu memang kewajiban saya sebagai dokter"jawab si dokter

Dokter itu adalah dokter spesialis organ dalam, dia adalah salah satu dokter yang sangat di akui di rumah sakit itu. Kau tau siapa dia? Yah, dia adalah aku. Sekarang aku sudah bisa di bilang sukses dan itu berkat ibuku tercinta :)

Hari ini tepat 8 tahun ibu meninggal dan aku berkunjung dimana tempat ibuku dimakamkan.
//ibu, terimakasih. Terimakasih banyak. Kau adalah pahlawan hidupku, kau adalah pembangkit semangatku. Berkat kau aku sudah menjadi seperti ini. Ibu, Satu yang pasti, aku tidak akan mengecewakanmu. Ohy, ibu, bulan depan aku akan menikah dengan Bima, kau ingat bima kan? Bima adalah anak bu Eni teman ibu, dia sangat baik padaku. Kau merestuinyakan? Ku harap begitu :)
dan aku ingat dulu ibu pernah menjodohkanku dengannya, tapi saat itu aku tidak mau. Dan ternyata dia yang akan menjadi suamiku.
Ibu, makasih :) makasih atas semua kasih yang telah kau berikan padaku. Aku sangat sangat bersyukur memiliki ibu sepertimu.
Bu, Cika pamit dulu. Dan insyaallah Cika akan sering-sering mengunjungi ibu. Ibu yang baik ya di sana. Cika mencintai ibu"

Akupun pulang dengan hati yang tenang, dan ku akan terus membuatmu bahagia ibu. Seperti kau membahagiakan anakmu.


Selesai

Sayangilah ibumu, berilah yang terbaik padanya. Jangan membuat ibumu merasa gagal mendidikmu.
Sesungguhnya, doa ibu adalah hadiah terbesar yang akan kau terima kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa FOLLOW =AiLOVe= dan Beri Komentarnya :)
GOMAWO^^